Paratifoid pada Ayam: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Paratifoid menjadi salah satu penyakit pada ayam yang sangat berdampak pada keberlangsungan kehidupan ayam dalam satu peternakan. Pasalnya, penyakit ini dapat menular dan menyebabkan kematian.

Daging ayam merupakan salah satu sumber protein yang dibutuhkan tubuh manusia. Seorang dewasa memiliki kebutuhan protein harian sekitar 45-60 gram/hari. Jika per 100 gram daging ayam megandung 27 gram protein, maka manusia dewasa membutuhkan 200 gram daging ayam per harinya.

Selain daging ayam, telur ayam juga mengandung protein yang cukup bagus untuk memenuhi kebutuhan tubuh manusia. Agar dapat memenuhi kebutuhan yang maksimal, perlu kiranya mengonsumsi daging dan telur ayam yang sehat dan segar.

Proses pemilihan daging ayam sehat harus dengan cermat, pasalnya tak sedikit ayam dalam peternakan yang mengidap penyakit dan terkena virus semasa hidupnya, seperti penyakit Paratifoid.

Lantas, apakah itu Paratifoid? Apa yang menyebabkan ayam mengidap penyakit ini? Mari simak ulasan berikut ini!

Pengertian Paratifoid

Paratifoid atau yang dikenal juga dengan salmonellosis adalah penyakit pada ayam yang disebabkan oleh suatu kelompok bakteri yang bernama Salmonella Sp.

Pada ayam muda, penyakit ini menimbulkan sifat septisemik dan pada ayam dewasa dapat menimbulkan infeksi pencernaan yang kronis.

Apabila ayam terkena penyakit ini, maka peternak harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk mengobati dan menangani karena paratifoid memiliki moralitas yang tinggi. Untuk itu perlu kiranya mengantisipasi dengan manajemen kandang yang baik.

Penyebab Paratifoid

Penyebab Paratifoid pada ayam adalah  suatu kelompok bakteri Salmonella Sp yang bersifat fakultatif anaerob, gram-negatif, mempunyai keterkaitan dengan uji serologis, dan tidak membentuk spora.

Bakteri ini memiliki ukuran 0,4-0,6 x 1-3 um dengan bentuk bacilli dan terkadang berbentuk filamen panjang. 

Salmonella dapat bersumber dari pencemaran kotoran hewan saat dipotong, kotoran manusia, alat yang digunakan untuk memotong dan juga air yang tercemar bakteri.

Kehidupan bakteri Salmonella sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan nutrisi. Lingkungan yang panas atau perubahan suhu udara yang ekstrim menjadi faktor timbulnya bakteri ini.

 sedangkan ayam menjadi tempat pertumbuhan yang bagus karena memiliki kandungan nutrisi yang tinggi sehingga disukai oleh bakteri Salmonella ini.

Gejala Paratifoid pada Ayam

Gejala penyakit Paratifoid tidak jauh berbeda dengan penyakit-penyakit ayam lainnya, seperti fowl typhoid. Secara klinis, ayam terlihat lesu, mengantuk, mata tertutup, kepala tertunduk, sayap menggantung, dan bulu-bulu pada berdiri.

Namun pada ayam dewasa atau dara tidak menunjukan gejala yang spesifik karena sangat jarang ditemukan infeksi akut pada ayam yang sudah dewasa.

Sedangkan ayam usia muda yang terdampak, biasanya menunjukan gejala sebagai berikut: nafsu makan menurun, konsumsi air meningkat, mencret, tampak kedinginan, dan mengalami konjungtivitis pada mata.

Risiko Paratifoid pada Ayam

Resiko dari terkenanya ayam penyakit Paratifoid ini adalah pengeluaran biaya perawatan yang tinggi. Hal ini disebabkan karena penyakit ini memiliki moralitas yang tinggi.

Apabila ada ayam yang mengidap penyakit ini, maka harus segera ditangani dengan tepat, dan meningkatkan manajemen kandang agar ayam segera pulih dan tidak berdampak pada ayam lainnya.

Cara Mengobati Paratifoid pada Ayam

Pengobatan yang paling tepat untuk penyakit satu ini adalah dengan pemberian antibiotik atau anti bakteri pada ayam. 

Sebelum diberikan kepada ayam, anti biotik tersebut disarankan untuk uji sensitivitas agar sesuai dengan kebutuhan ayam dan tepat. Adapun beberapa antibiotik yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

  1. Spektinomisin
  2. Sulfamerazin
  3. Gentamisin
  4. Furazolidone
  5. Asam orselinat
  6.  Norfloksasin

Pencegahan dan Penanganan Paratifoid pada Ayam

Pencegahan terbaik bagi ayam adalah mencegah masuknya bakteri Salmonella dan penyakit Paratifoid pada suatu kelompok ayam dengan manajemen kandang yang baik dan penerapan biosekuriti yang ketat.

Segala prosedur pengelolaan kandang yang baik harus diikuti, mulai dari sanitasi, desinfeksi kandang, pemberian pakan yang bersih dari pencemaran bakteri, dan pemeriksaan kesehatan ayam secara berkala.

Di era digital ini, manajemen kandang dapat dilakukan dimanapun saja. Aplikasi Smart Farm dari Chickin Indonesia telah hadir untuk memudahkan para peternak dalam pengelolaan kandang ayam secara tepat.

Pendataan, pelaporan real-time, dan pemantauan suhu kandang ayam dapat dilakukan melalui aplikasi ini, kehadiran solusi terbaik bagi para peternak memberikan hasil yang sangat memuaskan.

Sekian pembahasan terkait penyakit Paratifoid ini, untuk pengetahuan terkait penyakit ayam lainnya dapat membaca dan mengakses melalui  7 Penyakit Ayam Broiler dan Cara Mengatasinya. 

Bersama Chickin, wujudkan sinergi ketahanan pangan Indonesia!

Chickin Indonesia – PT. Sinergi Ketahanan Pangan

Mari Bergabung dengan Komunitas Broiler Chickin Indonesia

Dengan bergabung bersama komunitas Chickin Indonesia, Anda akan terhubung dengan peternak-peternak broiler lainnya yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Anda dapat saling bertanya, diskusi, dan mengetahui update terbaru seputar industri peternakan ayam broiler. Selain itu, Anda dapat pula berkonsultasi dengan tim Chickin Indonesia untuk bertanya perihal beternak ayam broiler.

Komunitas ini terbuka baik bagi Anda yang baru memulai beternak maupun sudah memiliki peternakan dengan populasi dengan jumlah tertentu.

Klik link “Daftar” berikut untuk bergabung komunitas broiler Chickin Indonesia.

Daftar

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts