Head Rolling/Swollen Head Syndrome (SHS) pada Ayam

Dalam mengelola industri  peternakan, para pasti peternak akan berhadapan dengan berbagai macam tantangan. Salah satunya adalah penyakit-penyakit yang rentan menyerang ternak tanpa pandang bulu dan tak kenal waktu.

Dari sederet penyakit yang rentan menyerang ayam, kali ini Chickin Indonesia akan membahas seputar penyakit Head Rolling atau Swollen Head Syndrome (SHS) pada ayam. Tentang pengertian, penyebab, gejala klinis, cara mengobati, serta cara mencegah

Penting bagi para peternak untuk lebih mengenal perihal penyakit Swollen Head Syndrome (SHS) pada ayam, agar dapat mengantisipasi secara efektif dan mengatasi secara sigap apabila ternak menunjukan gejala-gejala terkena penyakit SHS ini.

Berikut pembahasan tentang penyakit Swollen Head Syndrome (SHS) pada ayam:

Pengertian

Penyakit swollen head syndrome (SHS) atau head rolling adalah penyakit yang disebabkan oleh virus jenis Avian pneumovirus yang menyerang sistem pernapasan ayam. Sesuai dengan namanya, salah satu ciri khas dari ayam yang terkena penyakit SHS ini adalah terjadinya pembengkakan pada kepala ayam. 

Infeksi sekunder dari kuman lain, seperti Pasteurella, E.coli, Mycoplasma atau Haemophilus adalah penyebab dari terjadinya kebengkakan pada daerah kepala ayam yang terinfeksi.

Penyebab

Penyakit ini termasuk pada kategori imunosupresi yang dimana artinya disebabkan akan terjadinya penurunan reaksi pembentukan antibodi akibat kerusakan organ limfoid.

Pada umumnya, penyakit ini menyerang ayam broiler yang berumur sekitar 2-6 minggu. Banyak faktor yang memicu terjadinya penyakit SHS lebih masif, seperti sirkulasi udara pada kandang yang kurang baik, jumlah ayam dalam kandang terlalu padat yang menyebabkan sesak, dan juga kadar amonia yang terlampau tinggi pada kandang. 

Walaupun penyakit ini memiliki tingkat kematian ternak yang rendah, namun peternak harus tetap mewaspadai guna mendapatkan hasil ternak yang maksimal. 

Gejala & Ciri-Ciri

Pada umumnya, gejala awal dari penyakit Swollen Head Syndrome (SHS) adalah mulai dari ayam yang terlihat lesu, menurunnya konsumsi pakan oleh ayam, diikuti dengan adanya gejala ayam bersin-bersin serta mata ayam yang berair. 

Virus penyebab Swollen Head Syndrome (SHS) memiliki target infeksi yang terbatas, sebagian besar menyerang sistem pernafasan bagian atas dan daerah sekitar kepala bagian atas. Hal itu dapat diamati melalui perubahan yang terjadi di tempat-tempat tersebut. 

Bukan hanya itu, penyakit Swollen Head Syndrome (SHS) ini memiliki gejala yang bersifat khas pada ayam, yaitu ditemukannya kebengkakan kelenjar air mata. Kebengkakan di sekitar kepala seringkali terjadi mulai dari daerah sekitar kelopak mata bagian atas, kepala bagian atas hingga bagian pial atau jengger ayam.

Apabila kondisi kebengkakan disertai dengan infeksi sekunder oleh kuman E. coli atau kuman lainnya, memungkinkan untuk menjadi penyebab terjadinya pembengkakan pada daerah kepala bagian atas sampai pada daerah 1/3 leher bagian atas. 

Dapat ditemukan adanya “oedema” dan peradangan pada jaringan “subkutan” f i sekitar bagian kepala yang mengalami kebengkakan, disertai juga dengan terjadinya timbunan eksudat mukus sampai mukopurulen, kembali kepada jenis kuman yang menjadi agen infeksi sekunder. 

Risiko

Pada ayam broiler sendiri, penyakit Swollen Head Syndrome (SHS) memiliki tingkat kematian yang tergolong rendah, yaitu berkisar pada angka 1-5%. Angka kematian dapat menjadi lebih tinggi apabila disertai dengan adanya infeksi sekunder oleh kuman lain seperti E. coli atau Mycoplasma serta kuman atau virus yang bersifat ganas lainnya.

Bagi ayam broiler yang terinfeksi penyakit Swollen Head Syndrome (SHS), penambahan bobot badan ayam tidak mengalami peningkatan. Kondisi terburuk dari hal tersebut bahkan dapat menyebabkan penyusutan bobot badan ayam, dengan perbedaan yang cukup signifikan dibandingkan bobot badan ayam saat sebelum terjadinya infeksi penyakit.

Sedangkan bagi ayam petelur, Avian pneumovirus menyerang ayam pullet saat menjelang produksi atau pada saat masa puncak produksi. Angka kematian ayam tipe petelur yang terserang SHS tergolong rendah dibandingkan dengan ayam broiler, yakni di angka berkisar 0,1-0,5%. 

Walaupun angka kematian termasuk rendah, namun kerugian ekonomis yang cukup tinggi karena disebabkan oleh terjadinya gangguan produksi telur hingga mencapai 5-30%, hal tersebut mengacu pada ada atau tidaknya infeksi sekunder serta penanganan oleh lingkungan peternakan.

Cara Mengobati

Cara pengobatan penyakit penyakit Swollen Head Syndrome (SHS)  pada ayam adalah dengan pemberian antibiotik, pun pemberiannya pun memberikan hasil yang bervariasi. Antibiotik pun hanya mampu melakukan pencegahan terhadap infeksi sekunder oleh bakteri, yang mana tidak dapat mengobati penyakit SHS secara menyeluruh.

Salah satunya adalah untuk melakukan pencegahan infeksi sekunder yang lebih parah oleh kuman E. coli yang sering mengikuti infeksi virus penyebab SHS, disamping pemberian antibiotika seperti HIPRALONA-FLU S atau HIPRALONA-ENRO S sebagai pengobatan saat ayam terserang SHS.

Pencegahan

Langkah terbaik untuk mencegah ternak terjangkit penyakit Swollen Head Syndrome (SHS) adalah dengan mengadakan pemberian vaksin terhadap ternak ayam. Pemberian vaksin memiliki waktu yang berbeda tergantung dengan jenis ayam itu sendiri.

Vaksinasi yang diberikan untuk ayam broiler adalah vaksin aktif HIPRAVIAR-SHS pada ayam yang berumur di antara 4-14 hari. Cara pemberian vaksin kepada ayam adalah dengan menggunakan tetes mulut (cekok) atau juga dapat dilakukan melalui air minum yang telah diberi susu skim, kembali pada kondisi serta situasi dari masing-masing peternakan.

Sementara itu, pemberian vaksin  aktif HIPRAVIAR-SHS untuk ayam petelur diberikan kepada ayam yang berumur 8-12 minggu dan kemudian diulang dengan memberikan vaksin kembali saat ayam berumur 17 -18 minggu. 

Dan untuk ayam breeder, vaksinasi dengan HIPRAVIAR-SHS dapat diberikan pada pada umur 8 – 12 minggu dan diulangi dengan pemberian vaksin HIPRAVIAR-TRT4 pada umur 16 – 18 minggu atau 4 minggu sebelum periode awal produksi.

Pencegahan pun dapat dilakukan dengan menjaga pengelolaan kandang atas ventilasi udara, kebersihan litter, pemberian pakan dan minuman, tingkat kepadatan ayam di dalam kandang, serta melakukan pemisahan ternak sesuai dengan umur yang sesuai. 

Untuk mengelola kandang dengan optimal, produktif, serta efisien, Chickin App Smart Farm hadir untuk membantu para peternak mengelola kandang dengan basis teknologi yang membantu pengelolaan kandang secara real-time, guna mengatur kandang produksi. 

Sekian ulasan seputar penyakit Swollen Head Syndrome (SHS) pada ayam, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam usaha pencegahan dan pengobatan ayam dari penyakit Swollen Head Syndrome (SHS) ini. 

Untuk mempelajari lebih banyak berbagai macam penyakit pada ayam, ulasannya dapat dibaca di 7 Penyakit pada Ayam Broiler dan Cara Mengatasinya.

Bersama Chickin, wujudkan sinergi ketahanan pangan Indonesia!
Chickin Indonesia – PT. Sinergi Ketahanan Pangan

Sumber Gambar:

Foto Ayam Swollen Head, Tautan: http://www.poultrydvm.com/condition/swollen-head-syndrome

Mari Bergabung dengan Komunitas Broiler Chickin Indonesia

Dengan bergabung bersama komunitas Chickin Indonesia, Anda akan terhubung dengan peternak-peternak broiler lainnya yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Anda dapat saling bertanya, diskusi, dan mengetahui update terbaru seputar industri peternakan ayam broiler. Selain itu, Anda dapat pula berkonsultasi dengan tim Chickin Indonesia untuk bertanya perihal beternak ayam broiler.

Komunitas ini terbuka baik bagi Anda yang baru memulai beternak maupun sudah memiliki peternakan dengan populasi dengan jumlah tertentu.

Klik link “Daftar” berikut untuk bergabung komunitas broiler Chickin Indonesia.

Daftar

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts