Flu Burung pada Ayam (Avian Influenza)

Masyarakat Indonesia memiliki kebutuhan yang cukup tinggi untuk mengkonsumsi ayam broiler. Maka dari itu, memiliki peternakan ayam pedaging atau ayam broiler dapat menjadi sumber mata pencaharian yang menjanjikan. 

Namun sayangnya, penyakit unggas sering mengganggu laju peternakan ayam broiler. Berbagai penyakit memungkinkan untuk menyerang ayam kapanpun. Salah satunya adalah penyakit yang cukup marak menyerang sistem pernafasan pada ternak ayam, yaitu flu burung.

Oleh karena itu, diperlukan informasi yang akurat bagi para peternak perihal penyebab, gejala klinis, risiko, demikian pula dengan langkah-langkah pencegahan dan pengobatan yang tepat terhadap penyakit flu burung pada ayam.

Bersamaan dengan artikel ini, Chickin Indonesia telah merangkum informasi seputar penyakit flu burung pada ayam sebagai berikut:

Pengertian

Penyakit flu burung atau yang juga umum dikenal sebagai Avian influenza, adalah penyakit yang menyerang saluran pernafasan unggas dengan tingkat penularan yang cukup tinggi. Penyebabnya terjadi karena adanya infeksi oleh virus influenza tipe A pada unggas. 

Mayoritas virus flu burung hanya dapat menginfeksi dan merugikan unggas, baik liar maupun peliharaan. Seperti ayam, bebek, angsa, dan burung. Namun, ada pula beberapa bentuk virus flu burung dapat menginfeksi manusia, antara lain adalah virus H5N1, H5N6, H5N8, dan H7N9.

Cara Penularan

Penyakit AI (Avian influenza) atau flu burung ini bahkan termasuk dalam kelompok penyakit menular strategis prioritas karena bersifat zoonosis berbahaya. Baik sesama unggas dan juga manusia, keduanya sama-sama berpotensi terjangkit penyakit flu burung. 

Unggas air merupakan salah satu tempat berkebang alami virus flu burung. Unggas air dapat terinfeksi oleh virus Avian influenza strain avirulen atau patogen rendah dengan menunjukkan gejala klinis sedang atau tidak sama sekali. 

Kemudian, virus influenza dilepaskan dalam feses unggas yang telah terinfeksi, dan penularan pada unggas yang sehat dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung. 

Untuk Penularan secara langsung, yakni dapat terjadi pada anak ayam yang baru menetas dari induk yang terinfeksi flu burung. Sedangkan penularan secara tidak langsung terjadi melalui air minum, pakan, peralatan kandang, dan pengurus kandang yang telah terinfeksi virus penyebab flu burung dari cairan saluran pernapasan (droplet) ataupun feses dari unggas yang mengandung virus.

Bukan hanya itu, flu burung juga berpotensi untuk menyerang manusia. Di Indonesia sendiri, kasus flu burung pada manusia pertama kali ditemukan pada tahun 2005 di Tangerang, Banten. 

Virus flu burung sangat patogen pada manusia, sehingga tingkat kematian akibat flu burung dapat bertumbuh tinggi bersamaan dengan potensi epidemi pada manusia.

Manusia dapat terinfeksi virus flu burung jika mereka bersentuhan dengan unggas yang sakit. Faktor-faktor berikut dapat meningkatkan kemungkinan manusia terkena virus flu burung:

Terjadinya kontak dengan unggas yang terinfeksi baik yang masih hidup atau sudah mati, menghirup percikan cairan saluran pernapasan (droplet) yang mengandung virus, terjadinya kontak terhadap kotoran, air liur, dan lendir dari unggas yang terinfeksi, dan memakan daging atau telur unggas terinfeksi yang masih mentah dan belum cukup matang.

Gejala

Ada gejala-gejala yang perlu diperhatikan guna memastikan jika ayam benar terkena flu burung. Salah satunya adalah ayam mengalami demam diiringi dengan depresi yang cukup hebat.

Terlihat juga gejala fisik pada ayam yaitu bulu di sekitar leher belakang dan punggung berdiri. Penampakan muka ayam pun terlihat pucat dibandingkan pada umumnya. Sedangkan pada jengger dan pial, mengalami pendarahan di bawah kulit (subcutaneous) yang cukup berat. 

Adapun gejala pada gangguan pernafasan seperti bersin, batuk, dan adanya peradangan di rongga hidung (sinusitis) yang akut disertai dengan mata ayam yang berair. 

Ayam juga mengeluarkan lendir berlebihan dari hidung dan mulut. Badan ayam menjadi lemah, juga produksi telur dan kualitas daging pun menurun drastis. 

Terjadi pula dalam beberapa kasus dimana ayam yang terinfeksi penyakit flu burung mengalami diare, terjadi pembengkakan (edema) di bagian kepala dan muka, serta ayam menjadi tampak gelisah (nervous).

Resiko

Adanya penyakit flu burung yang berpotensi menyerang peternakan ayam, jelas dapat memberikan dampak buruk pada roda bisnis peternakan itu sendiri. Jika ada satu ternak ayam yang terinfeksi, mampu menyebabkan satu kandang terinfeksi menyeluruh. 

Apabila seisi kandang telah terkena penyakit flu burung, maka kualitas dan jumlah ternak dapat menurun secara drastis, karena ayam-ayam yang terkena penyakit flu burung harus segera dimusnahkan guna menghindari penularan. 

Selain resiko terjadinya penularan pada sesama ternak unggas, penyakit Avian influenza ini juga memiliki resiko tinggi saat menular pada manusia. 

Cara Mengobati 

Sampai saat ini, masih belum ditemukan obat yang efektif yang benar-benar mampu mengatasi penyakit flu burung pada unggas. 

Salah satu cara yang harus dilakukan saat ada ayam yang terjangkit virus flu burung, maka seluruh peternakan harus diisolasi, lalu memusnahkan semua ayam yang terinfeksi. Setelah itu, melarang keluar masuk peralatan, orang, dan kendaraan ke daerah yang terjangkit virus flu burung. 

Mengadakan program penyemprotan insektisida berspektrum luas dan program pemusnahan tikus pun dapat dilakukan guna mengurangi penyebaran virus secara luas.

Pembersihan kandang dan peralatan kandang, mencuci kandang dengan larutan deterjen, serta melakukan desinfeksi secara rutin dan berkala pasca pemusnahan ternak yang telah terjangkit penyakit flu burung.

Penting bagi petugas yang perlu memisahkan dan memusnahkan ternak yang telah sakit, petugas wajib hati-hati dalam menghindari kontak fisik secara langsung, juga menghindari cipratan cairan dari ayam yang sakit. 

Pencegahan

Hingga kini, masih belum ada obat yang benar-benar ampuh guna mengatasi penyakit flu burung pada ayam. Meski demikian, penyakit ini bisa dicegah dengan melakukan beberapa tindakan yang dapat mencegah terjadinya penyakit flu burung pada ternak, yaitu:

Yang pertama adalah melakukan peningkatan biosekuriti pada peternakan. Tindakan umum yang umum dilakukan dalam program biosekuriti adalah:

Mengawasi keluar masuknya hewan, mencegah kontak dengan hewan atau hewan liar, membersihkan dan mendesinfeksi sepatu, pakaian, dan peralatan yang dipakai ketika menangani hewan secara rutin, mencatat pengunjung, hewan, dan peralatan yang masuk dan keluar.

Selanjutnya adalah melakukan vaksinasi pada ternak. Pemberian vaksinasi dapat diberikan pada ayam umur 35-40 minggu agar titer HI memadai sampai usia menjelang afkir pada umumnya sebanyak 2-4 kali.

Segera melakukan depopulasi (pemusnahan terbatas atau selektif) di sekitar daerah tertular dengan cara melakukan pengendalian lalu lintas keluar masuk unggas, melakukan pengamatan pada ternak (surveilans) dan penelusuran (tracking back).

Kemudian, peternak dapat melakukan pengisian kandang kembali (restocking) setelah depopulasi ternak dalam kondisi kandang yang bersih dan steril.

Tak kalah penting, melakukan peningkatan kesadaran masyarakat (public awareness) pun dapat dilakukan. Khususnya pada masyarakat yang beternak unggas, sehingga dapat mengetahui secara dini kala ternak memiliki gejala terserang virus flu burung ini.

Melakukan monitoring dan evaluasi ternak untuk mengetahui perkembangan ternak pasca pemusnahan secara selektif pada daerah tertular, guna mencegah dan menanggapi lebih sigap apabila hal serupa terjadi di kemudian hari.

Sekian rangkuman seputar penyakit flu burung pada ayam dari Chickin Indonesia, semoga dapat membantu dan bermanfaat. 

Untuk mempelajari berbagai penyakit ayam yang lain, dapat dibaca di 7 Penyakit Ayam Broiler dan Cara Mengatasinya. 

Bersama Chickin, wujudkan sinergi ketahanan pangan Indonesia!
Chickin Indonesia – PT. Sinergi Ketahanan Pangan

Sumber Gambar:

Foto Ayam Flu Burung, Tautan: https://www.gov.uk/government/news/avian-influenza-uk-declared-free-from-bird-flu-but-chief-vet-urges-ongoing-vigilance

Mari Bergabung dengan Komunitas Broiler Chickin Indonesia

Dengan bergabung bersama komunitas Chickin Indonesia, Anda akan terhubung dengan peternak-peternak broiler lainnya yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Anda dapat saling bertanya, diskusi, dan mengetahui update terbaru seputar industri peternakan ayam broiler. Selain itu, Anda dapat pula berkonsultasi dengan tim Chickin Indonesia untuk bertanya perihal beternak ayam broiler.

Komunitas ini terbuka baik bagi Anda yang baru memulai beternak maupun sudah memiliki peternakan dengan populasi dengan jumlah tertentu.

Klik link “Daftar” berikut untuk bergabung komunitas broiler Chickin Indonesia.

Daftar

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts