Kotoran yang dihasilkan oleh ayam broiler rupanya bisa diubah menjadi bahan dasar untuk sumber energi yang terbarukan.
Halo Sobat Chickin!!
Layaknya seperti hewan ternak pada umumnya, ayam broiler diketahui juga menghasilkan limbah dari tubuhnya dalam bentuk ekskreta.
Ekskreta merupakan hasil sisa proses pencernaan tubuh ayam yang sudah tidak dimanfaatkan dan dibuang lewat saluran pembuangan bersama dengan urin.
Diketahui setiap ekor ayam dapat menghasilkan ekskreta mencapai 100 gram setiap harinya.
Dan sebagai gambaran untuk kandang dengan populasi 5.000 ekor bisa menciptakan ekskreta hingga 10 ton dalam sekali periode pemeliharaan.
Baca Juga : Pemanas Kandang dari Gas dan Solar, Mana yang Lebih Awet?
Tentu jumlah ini sungguh besar dan bila tidak diolah hanya akan menjadi sumber pencemaran lingkungan hingga mengundang lalat dalam jumlah besar.
Untuk itu, akan lebih baik jika ekskreta ayam dapat diolah menjadi hal yang bermanfaat salah satunya adalah sebagai sumber energi untuk biogas.
Pernah ada peternak yang benar-benar memanfaatkan ekskreta ayam menjadi biogas salah satunya adalah Peternakan Ibu Sri di Boyolali, Jawa Tengah.
Beliau membangun penampungan biogas dengan volume 8 meter kubik dengan tipe fix dome dibantu oleh teman-teman dari DEB UNS, penampungan ini sendiri dapat diisi oleh ekskreta sebanyak 20 sampai 30 kg.
Gas yang dihasilkan oleh biogas dimanfaatkan oleh ibu Sri untuk menggantikan peran LPG untuk kegiatan memasak sehari-hari.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai pembuatan biogas dari ekskreta ayam oleh DEB UNS di kandang Ibu Sri dapat dibaca selengkapnya di sini
Bahan dasar dari biogas sendiri adalah gas metan, dan ini dapat ditemukan di kotoran hewan ternak termasuk ayam.
Proses pembentukannya sendiri adalah bahan organik yang terkandung dalam ekskreta dicampur air dan ditampung dalam wadah kedap udara (anaerob).
Setelah 15 sampai 30 hari, gas metan terbentuk dan bisa disalurkan ke penampung biogas, lalu bisa digunakan manusia untuk kegiatan skala rumah tangga seperti memasak.
Biogas yang diciptakan dari ekskreta ayam sendiri memiliki banyak sekali sisi positifnya.
Berikut ini adalah sisi positif biogas dari ekskreta ayam:
- Membantu menurunkan pencemaran lingkungan dari pengolahan kotoran ayam, sehingga tidak jadi limbah yang menumpuk
- Menghasilkan energi yang terbarukan, karena bersumber dari bahan organik tentunya akan ada pembaruan secara berkala
- Mengurangi ketergantungan terhadap gas LPG atau bahan bakar fosil lainnya yang sumbernya sudah mulai menipis dan tidak terbarukan
- Residu biogas dapat dimanfaatkan menjadi pupuk, dan jika dijual akan menambah pemasukan bagi peternak
Meski begitu untuk saat ini pembuatan biogas masih terhalang biaya yang tidak murah, sehingga banyak peternak yang masih ragu memulainya.
Diketahui estimasi biaya pembuatan perangkat untuk biogas berbahan dasar ekskreta dapat menelan biaya 15 sampai 30 juta rupiah, dengan biaya termahal pada digester utama yang mencapai 10-15 juta rupiah.
Selain itu dukungan pemerintah untuk inovasi energi terbarukan masih sangat minim sehingga belum bisa berkembang dalam waktu dekat.
Baca Juga : Mengenal Ciri Kotoran Pada Ayam, Mana Yang Bahaya?
Mari Bergabung dengan Komunitas Broiler Chickin Indonesia
Dengan bergabung bersama komunitas Chickin Indonesia, Anda akan terhubung dengan peternak-peternak broiler lainnya yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Anda dapat saling bertanya, diskusi, dan mengetahui update terbaru seputar industri peternakan ayam broiler. Selain itu, Anda dapat pula berkonsultasi dengan tim Chickin Indonesia untuk bertanya perihal beternak ayam broiler.
Komunitas ini terbuka baik bagi Anda yang baru memulai beternak maupun sudah memiliki peternakan dengan populasi dengan jumlah tertentu.
Klik link “Daftar” berikut untuk bergabung komunitas broiler Chickin Indonesia.
→ Daftar
I love the example of Ibu Sri’s farm! It’s great to see how innovation in farming can contribute to sustainable energy. Has there been any research on the efficiency of biogas production from other types of livestock manure?