5 Dampak Negatif Mengabaikan Sistem Biosecurity di Kandang

Penerapan sistem biosecurity di kandang ayam broiler, tidak hanya berpengaruh pada kesehatan ayam, namun juga kesehatan bisnis dan peternak itu sendiri.

Halo Sobat Chickin!!
Dalam sistem pemeliharaan ayam broiler, selain memastikan target bobot tercapai, kesehatan ayam juga harus terjamin.

Berbagai cara diterapkan di kandang untuk menjaga ayam untuk tetap sehat sampai panen, salah satu caranya adalah dengan menerapkan biosecurity.

Jadi biosecurity merupakan tindakan yang dirancang untuk mencegah penyebaran penyakit dari organisme seperti hama, patogen, virus dan bakteri.

Biasanya sistem biosecurity yang diterapkan di kandang ayam ada dua macam yakni secara eksternal dan internal.

Biosecurity secara eksternal yang diterapkan dapat berupa pemasangan sprayer disinfektan di pintu masuk ke area kandang.

Lalu pemisahan area bersih dan area kotor serta pembatasan akses masuk kandang bagi visitor.

Sementara penerapan biosecurity internal biasanya lebih kompleks dan dapat berupa sanitasi kandang, penyediaan air minum dan pakan yang bersih.

Kemudian ada juga pengelolaan limbah di dalam kandang agar tidak menumpuk dan menjadi sarang penyakit.

Pada penerapannya biasanya akan diawasi dengan ketat, karena meminimalisir ayam untuk terkena kontaminasi silang dan terkena penyakit.

Lantas apa yang terjadi bila suatu kandang tidak menerapkan sistem biosecurity dengan baik?

Tentu ada dampak negatif yang terjadi baik bagi peternak maupun bagi ayam itu sendiri.

Baca Juga : 5 Dampak Pemeliharaan Ayam Broiler Melebihi Usia Panen

Berikut ini beberapa dampak negatif mengabaikan sistem biosecurity kandang:

1. Pertumbuhan Ayam Lambat

Tidak adanya penerapan biosecurity atau penerapan biosecurity yang tidak maksimal akan menyebabkan peluang virus dan bakteri masuk ke kandang lebih besar.

Akibatnya adalah kemungkinan ayam untuk terserang penyakit juga lebih besar dan ini tidak baik.

Sebab jika ayam sudah terserang penyakit maka yang terjadi adalah ayam menjadi tidak nafsu makan.

Dan ayam yang tidak nafsu makan akan menyebkan pertumbuhannya menjadi terhambat dan target bobot tifak tercapai.

2. Kematian Tinggi pada Ayam

Berlanjut dari pengaruh poin pertama yang menyebutkan bahwa ayam yang sakit akan terjadi penurunan nafsu makan.

Selain terjadi pertumbuhan yang lambat, ayam yang terkena penyakit akan mengalami stres yang berujung kematian.

Dan biasanya ayam yang sakit akan dengan cepat menularkan penyakitnya pada ayam yang lainnya.

Hal ini kemungkinan akan meningkatkan angkat kematian ayam lebih cepat, serta menurunkan angka produktivitas.

3. Pembengkakan Biaya Produksi

Sudah pasti ayam yang sakit akan diberikan perlakukan khusus yang berbeda dari ayam-ayam lainnya.

Ayam-ayam yang sakit tentu akan dipisahkan dan akan lebih sering diberikan obat hingga sembuh.

Selain obat, penggunaan antibiotik juga akan lebih sering dan bila kondisi makin parah tentu dosis dan kuantitas obat serta antibiotik akan meningkat.

Hal ini akan menyebabkan terjadinya pembengkakan biaya produksi karena pemakaian obat dan antiobiotik yang melebihi biasanya.

Selain itu belum lagi ditambah biaya perawatan dan memanggil dokter hewan.

4. Kerugian Bagi Peternak

Penerapan biosecurity yang tidak baik selain merugikan ternak juga merugikan peternaknya.

Karena seperti yang disebutkan pada poin ketiga adanya biaya tambahan untuk pemakaian obat, antibiotik dan perawatan membuat cost membengkak.

Tidak hanya sampai di situ, jika banyak ayam yang mati tentu produktivitas dan keuntungan yang didapatkan juga sedikit.

Seandainya masih hidup, kualitas ayam yang tersedia tidak baik dan ini menyebabkan nilai jual akan menurun.

Belum lagi jika ayam tetap dipaksa diedarkan tentu akan menerima banyak penolakan, baik dari sisi penjual maupun konsumen ayam.

5. Kualitas Daging Buruk

Penolakan pedagang dan konsumen terhadap ayam yang berasal dari kandang dengan biosecurity buruk bukan tanpa alasan.

Ayam yang dipanen tidak bisa pastikan keamanan dan kesehatannya.

Selain itu kualitas daging yang dihasilkan sudah jelas tidak dalam kondisi terbaiknya layaknya daging ayam yang sehat.

Daging yang dihasilkan oleh ayam yang sakit dari kandang dengan biosecurity buruk adalah daging dengan bau tidak sedap, cenderung berair, dan secara visual terlihat pucat.

Beberapa poin di atas memperlihatkan bahwa mengabaikan sistem biosecurity di kandang ayam memberikan kerugian baik dari sisi ternak maupun sisi peternak.

Baca Juga : Desain Kandang Ayam Ideal untuk Cegah Stres dan Kematian

Mari Bergabung dengan Komunitas Broiler Chickin Indonesia

Dengan bergabung bersama komunitas Chickin Indonesia, Anda akan terhubung dengan peternak-peternak broiler lainnya yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Anda dapat saling bertanya, diskusi, dan mengetahui update terbaru seputar industri peternakan ayam broiler. Selain itu, Anda dapat pula berkonsultasi dengan tim Chickin Indonesia untuk bertanya perihal beternak ayam broiler.

Komunitas ini terbuka baik bagi Anda yang baru memulai beternak maupun sudah memiliki peternakan dengan populasi dengan jumlah tertentu.

Klik link “Daftar” berikut untuk bergabung komunitas broiler Chickin Indonesia.

Daftar

Total
0
Shares
1 comment
  1. I’ve seen firsthand how quickly things can spiral if biosecurity isn’t properly maintained. A small mistake can lead to big costs, both in terms of animal health and farm productivity. I think educating workers on these protocols is just as important as the equipment used.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts