Peternak DILARANG pakai Tabung Gas 3 Kg, Ini Alternatif Pemanas Kandang Lainnya

Pemanas kandang atau heater merupakan elemen penting dalam proses brooding untuk memastikan kesejahteraan dan kelangsungan hidup ayam DOC. Dalam memanaskan kandang, banyak peternak menggunakan jenis pemanas yang menggunakan bahan bakar tabung gas.

Sayangnya, di tahun ini pemerintah sudah mengeluarkan peraturan melaluiKeputusan Menteri ESDM No. 37.K/MG.01/MEM.M/2023 yang mengatur bahwa penggunaan gas elpiji 3 kg alias gas melon hanya boleh digunakan untuk kalangan tertentu saja.

Pihak Yang Boleh dan Tidak Boleh Mengunakan Tabung Gas 3 Kg

Berdasarkan peraturan menteri diatas, pihak yang boleh menggunakan tabung gas subsisi adalah:

1. Rumah tangga Prasejahtera
2. UMKM
3. Nelayan Sasaran
4. Petani Sasaran

Dan siapa saja yang tidak berhak menggunakan gas elpiji 3kg adalah:

• Hotel
• Restoran
• Usaha binatu/laundry
• Usaha pembatikan
• Usaha peternakan
• Usaha pertanian
• Usaha tani tembakau
• Usaha jasa las
• Berbagai sektor usaha skala besar dan rumah tangga sejahtera)

Dalam daftar tersebut sudah jelas bahwa usaha peternakan termasuk peternakan ayam broiler dilarang untuk menggunakan tabung gas elpiji 3 kg.

Lalu Solusi Pemanas Kandang Untuk Peternak Bagaimana?

Kebutuhan tabung gas elpiji sebagai bahan bakar pemanas kandang di peternakan memang sangat besar. Setidaknya bahan bakar gas dibutuhkan selama 1-10 hari di masa brooding ayam dan menghabiskan hingga puluhan tabung gas dalam 1 periode tergantung populasi ayamnya.

Untuk itu perlu disiapkan solusi atau alternatif lain agar proses beternak ayam tetap lancar dan tidak merugikan pihak manapun. Dari pihak pemerintah sendiri menyarankan para peternak untuk dapat beralih ke LPG nonsubsidi seperti Bright Gas 5,5 kg, 12 kg serta LPG 50kg.

Di beberapa kota seperti di Kediri ada juga solusi lain yang diberikan pemerintah setempat seperti peminjaman tabung gas non subsidi, sehingga peternak hanya perlu mengisi ulang isi gasnya tanpa perlu membeli tabungnya. Jadi, coba proaktif tanya atau usulakan pada pemerintah setempat untuk mendapatkan solusi serupa atau lainnya.

Beralih Menggunakan Jenis Pemanas Lainnya

Sebagian besar jenis pemanas terutama untuk kandang closed house saat ini memang membutuhkan tabung gas sebagai bahan pemanasnya. Namun bukan berarti Anda tidak bisa mencoba atau beralih pada jenis pemanas lainnya.

Berikut beberapa alternatif pemanas kandang ayam broiler yang tidak berbahan bakar gas elpiji:

Pemanas Kompor Sekam & Kayu

Jenis pemanas ini memanfaatkan bahan bakar sekam atau kayu dan umumnya dipakai untuk kandang dengan kapasitas kecil, sekitar 100-500 ekor DOC. Meskipun simpel dan mudah dioperasikan, pemanas kompor sekam & kayu tidak memiliki pengatur suhu, sehingga pengendalian suhu di dalam kandang menjadi sulit. Keuntungannya adalah biaya operasional yang lebih murah, namun ada risiko asap dari pembakaran bahan bakar ini yang dapat membahayakan kesehatan ayam dan mencemari lingkungan sekitar.

Pemanas Kandang Listrik

Merupakan salah satu tipe pemanas yang paling sederhana dan mudah digunakan. Pemanas ini bisa diatur sesuai kebutuhan, namun biasanya digunakan pada peternakan ayam berskala kecil hingga menengah. Kelemahannya adalah biaya operasional yang cenderung lebih tinggi dibandingkan jenis pemanas lainnya, terutama jika digunakan dalam skala besar.

Pemanas Bahan Bakar Solar (Heater)

Heater adalah jenis pemanas kandang yang dapat menampung jumlah ayam yang cukup besar, bahkan hingga 5 ribu hingga 10 ribu ekor. Alat ini menggunakan bahan bakar solar untuk menghasilkan panas dengan intensitas maksimal. Meskipun efektif dan mampu menjangkau kapasitas besar, namun harga perangkat heater cenderung lebih mahal dibandingkan dengan jenis pemanas lainnya.

Saat ini, kebanyakan pemanas kandang, termasuk gasolec, listrik, dan solar, telah dilengkapi dengan teknologi mutakhir seperti CI-Touch.

Dengan menggunakan CI-Touch kontroler kandang peternak dapat mengontrol dan memantau suhu dan kelembaban kandang secara otomatis dan real-time. Dengan adanya sistem ini, proses beternak menjadi lebih simpel dan menghasilkan produksi yang lebih berlimpah.