Usaha peternakan ayam pedaging atau biasa disebut juga ayam broiler, digadang-gadang menjadi salah satu sumber penghasilan bisnis yang cukup menjanjikan, mengingat akan kebutuhan masyarakat Indonesia yang tinggi terhadap kebutuhan daging ayam itu sendiri.
Dalam pelaksanaannya, mengelola usaha ternak ayam pedaging pasti memiliki berbagai macam rintangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah beragam penyakit yang rentan menyerang ternak kapanpun tanpa pandang bulu.
Penyakit yang menyerang ayam dapat mempengaruhi kualitas produksi yang dihasilkan, dari mulai penyakit yang menyerang sistem pencernaan, menyerang sistem pernapasan, hingga menyebabkan komplikasi pada ayam.
Salah satu penyakit yang menyerang sistem pernapasan ayam adalah Penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD), yang dimana harus diwaspadai oleh peternak agar tidak terjadi penyebaran secara luas.
Maka dari itu, penting bagi para peternak untuk mengetahui pengertian, penyebab, gejala klinis dan ciri-ciri, cara mengobati serta cara mencegah agar ternak terjaga dari serangan Penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD). Kali ini Chickin Indonesia akan mengulasnya dalam artikel berikut:
Pengertian & Penyebab Penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD)
Penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD) adalah penyakit yang menyerang sistem pernapasan ayam, yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum (MG).
Pada keadaan normal, kondisi saluran pernapasan ayam memiliki pertahanan mekanik sejak saat ayam lahir. Dimana kondisi permukaannya terlindungi dengan lapisan mukosa yang memiliki silia (bulu-bulu getar) juga mukus yang bertugas menyaring udara.
Fungsi silia dan mukosa tersebut rentan menjadi tidak stabil apabila ayam menghirup amonia berlebihan di dalam kandang yang kondisinya tidak baik. Terlalu banyaknya gas amonia yang terhirup ayam diketahui menjadi penyebab rusaknya silia dan mukosa.
Kala silia dan mukosa rusak, segala macam bibit penyakit akan jauh lebih mudah masuk dan menginfeksi ayam. Salah satunya adalah bakteri Mycoplasma gallisepticum (MG) yang masuk lewat udara yang telah terkontaminasi.
Setelah bakteri tersebut masuk, bakteri Mycoplasma gallisepticum (MG) akan menempel pada saluran pernapasan dan mulai merusak sel-sel yang ada. Kalau sudah begitu, maka akan memicu terjadinya peningkatan aliran darah di daerah terinfeksi dan juga menyebabkan radang.
Bakteri yang sudah terlanjur masuk akan terbawa oleh aliran darah menuju kantung udara. Di kantung udara ini lah menjadi rumah tempat tinggal untuk hidup dan berkembang biak bagi bakteri Mycoplasma gallisepticum (MG).
Infeksi Penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD) ini pada umumnya tidak terjadi secara tunggal, namun diikuti oleh penyakit lain sebelumnya seperti Infectious Bursal Disease (IBD), Newcastle Disease (ND), Infectious Bronchitis (IB), dan Haemophilus Gallinarum.
Ayam di jenjang semua umur berpotensi terkena penyakit ini. Pada beberapa kasus, Penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD) menimbulkan gangguan pernapasan akut khususnya pada ayam berusia muda.
Pada ayam petelur, jika penyakit tersebut sudah berangsur menjadi akut, maka akan berpengaruh pada jumlah dan kualitas produksi telur yang menurun secara signifikan.
Penularan Penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD)
Diketahui terdapat dua jenis penularan untuk penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD) pada ayam ini. Dua cara penularan itu adalah penularan secara vertikal dan horizontal.
Penularan vertikal terjadi dari atas ke bawah, yakni penularan yang bersifat turunan. Apabila induk diketahui terinfeksi Penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD), maka kemungkinan besar anak ayam yang menetas akan terinfeksi penyakit serupa.
Persentase penularan tertinggi kala induk ayam baru saja terinfeksi CRD dapat mencapai hingga angka 35% dan dapat berangsur menurun dalam kurun waktu kurang lebih 2 – 4 bulan hingga berada di angka 1%.
Sedangkan penularan horizontal terjadi secara sejajar, dimana penularan kerap terjadi akibat adanya kontak langsung ayam yang sudah terjangkit penyakit CRD pada ayam yang sehat. Hal tersebut yang memicu penularan secara berantai hingga menjadi skala besar.
Bukan hanya itu, penularan secara horizontal pun dapat terjadi karena adanya penyebaran dari peralatan kandang seperti alat makan, alat minum, debu, dan kondisi kandang yang tidak bersih. Sebab dari itu, penularan akan lebih mudah untuk berlangsung.
Gejala Penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD)
Ada gejala-gejala tertentu yang dapat terlihat saat ayam telah terinfeksi penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD).
Salah satu gejalanya adalah keluar lendir dari hidung yang semakin hari semakin bertambah diiringi dengan batuk serta terdengar suara ngorok saat ayam bernapas. Pada beberapa kondisi, ayam ditemukan memiliki muka yang bengkak. Ayam juga mengalami peradangan di mata yang menyebabkan mata ayam tampak berair dan bengkak.
Nafsu makan ayam juga menurun hingga mengakibatkan perkembangan bobot ayam yang menjadi di bawah standar. Karena seringkali infeksi penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD) diikuti dengan penyakit lain, maka bisa memicu adanya komplikasi.
Ada pun perubahan patologi yang disebabkan oleh CRD, diantaranya yaitu ditemukannya lendir pada sinus, rongga hidung, dan kantung udara ayam. Selaras dengan peradangan yang terjadi di trakea dan juga laring.
Saat gejala semakin parah menuju stadium yang lebih tinggi, lendir di hidung ayam akan berubah warna menjadi warna kuning dengan teksturnya yang cukup padat seperti keju. Cairan tersebut juga seringkali ditemukan pada jantung ayam.
Apabila ayam sudah di tahap kondisi komplikasi, umumnya terjadi peradangan pada perikardium pada jantung, kapsula pada hati, serta kantung udara. Diikuti dengan adanya perubahan pada selaput lendir trakea yang menjadi bengkak dan memiliki warna merah kekuning-kuningan.
Resiko Penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD)
Jika ternak terlanjur terinfeksi penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum (MG) ini, maka akan memberikan risiko pada industri khususnya dalam hasil produksi. Penyakit ini disebut chronic/kronis karena memang sulit untuk disembuhkan dalam jangka waktu yang cukup panjang.
Resikonya kepada peternakan antara lain adalah menurunnya kualitas dari ayam pedaging. Karena ayam kehilangan nafsu makan, berat bobot ayam pun menurun secara drastis.
Kerugian peternak yang harus ditanggung pun menjadi pertimbangan. Dimana induk ayam berpotensi menurunkan penyakit kepada anaknya, yang akan memutus perkembangbiakan. Bahkan pada kasus terburuk, dapat menyebabkan kematian pada ayam.
Peternak juga harus siap merogoh kocek lebih dalam untuk biaya pengobatan dan penanganannya hingga menjadikan kandang kembali steril setelah ada ternak yang terinfeksi.
Cara Mengobati Penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD)
Dalam pemberian obat, harus disesuaikan dengan penyebab penyakit. Pada bakteri yang menyebabkan penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD), Mycoplasma gallisepticum (MG), adalah bakteri yang tidak memiliki dinding sel.
Sebab dari itu, dalam pemilihan antibiotik, harus yang memiliki kerja guna menahan pembentukan asam folat dan protein yang akan segera merusak inti sel dari bakteri Mycoplasma gallisepticum (MG).
Diantara berbagai macam produk antibiotik, salah satu yang seringkali digunakan adalah Neo Meditril. Antibiotik ini bekerja tepat pada inti sel bakteri, maka dari itu diketahui ampuh guna memusnahkan bakteri Mycoplasma.
Antibiotik Neo Meditril diberikan sesuai dosis dan juga aturan pakai untuk ayam yang sudah tercantumkan di leaflet produk. Untuk menghindari terjadinya resistensi obat, dapat dilakukan rolling atau pergantian antibiotik dalam kurun waktu setiap 3-4 periode pemeliharaan.
Cara Mencegah Penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD)
Pencegahan paling utama adalah menjaga kebersihan lingkungan kandang. Dari mulai makanan, minuman, alat makan, alat minum, sirkulasi udara, dan lain-lain. Dengan menjaga kebersihan, yang berarti menurunkan kemungkinan penyakit-penyakit mudah bersinggah.
Kepadatan di dalam kandang juga harus benar-benar diperhatikan. Jangan sampai kandang terlalu penuh yang mengakibatkan penumpukan gas amonia berlebihan di dalam kandang. Ayam tidak boleh menghirup gas amonia yang terlalu tinggi.
Pemberian vaksin dapat mencegah penyakit CRD dengan efektif. Vaksin yang biasa digunakan adalah vaksin inaktif yang terdiri dari suspensi bakteri Mycoplasma gallisepticum (MG) yang pekat dengan minyak.
Vaksinasi diberikan pada ayam yang berusia 12-16 minggu. Pemberian dosis tunggal sudah cukup untuk menghalangi turunnya produksi subkutan. Namun, akan lebih baik jika melakukan vaksinasi selama 2 kali.
Sampai disini ulasan seputar penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD) pada ayam, semoga dapat membantu untuk lebih memahami tipe penyakit yang rentan menyerang ayam ini.
Untuk mempelajari berbagai penyakit ayam broiler lebih lanjut, anda bisa baca artikelnya di sini, 7 Penyakit Ayam Broiler dan Cara Mengatasinya.
Bersama Chickin, wujudkan sinergi ketahanan pangan Indonesia!
Chickin Indonesia – PT. Sinergi Ketahanan Pangan
Sumber Gambar:
Foto Ayam, Tautan: https://www.bird-vet.com/ChickenVet-ChronicRespiratoryDisease-CRD.aspx
Mari Bergabung dengan Komunitas Broiler Chickin Indonesia
Dengan bergabung bersama komunitas Chickin Indonesia, Anda akan terhubung dengan peternak-peternak broiler lainnya yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Anda dapat saling bertanya, diskusi, dan mengetahui update terbaru seputar industri peternakan ayam broiler. Selain itu, Anda dapat pula berkonsultasi dengan tim Chickin Indonesia untuk bertanya perihal beternak ayam broiler.
Komunitas ini terbuka baik bagi Anda yang baru memulai beternak maupun sudah memiliki peternakan dengan populasi dengan jumlah tertentu.
Klik link “Daftar” berikut untuk bergabung komunitas broiler Chickin Indonesia.
→ Daftar