Banyak faktor yang ternyata menjadi penyebab pasar dan konsumen kurang meminati ayam broiler yang memiliki ukuran dan bobot besar.
Halo Sobat Chickin!!!
Dalam pemeliharaan ayam broiler, sebagai peternak pasti ingin ternaknya dapat laku di pasaran sehingga memberikan keuntungan.
Namun pasar sendiri diketahui memiliki kriteria ayam yang sekiranya laku dan diminati konsumen.
Sejauh ini, ayam-ayam yang berukuran kecil diketahui lebih diminati oleh pasar dan konsumen.
Bukan tanpa sebab, ayam kecil diketahui lebih mudah diolah dan untuk dimasakpun bumbu lebih cepat menyerap ke seluruh daging.
Lantas bagaimana dengan nasib ayam-ayam besar yang dihasilkan peternak?
Ayam besar diketahui tetap memiliki pasar tersendiri namun tidak seluas ayam-ayam kecil.
Baca Juga : Pemanas Kandang dari Gas dan Solar, Mana yang Lebih Awet?
Berikut ini adalah penyebab ayam besar kurang diminati di pasaran:
1. Kandungan Lemak Cenderung Tinggi
Ayam yang besar tentunya memiliki bobot badan di atas standar pasar yang artinya ada peran campuran lemak dan daging di situ.
Kebanyakan bobot besar disebabkan oleh lemak yang sudah menumpuk di dalam badan, termasuk ayam.
Hal ini kurang diminati oleh sebagian besar konsumen karena dianggap ayamnya tidak sehat.
Karena kurangnya minat konsumen menyebabkan pasar juga enggan dan tidak tertarik mengambil ayam besar dari peternak.
2. Tekstur Daging yang keras
Perlu kita ketahui bersama bahwa ayam besar kebanyakan merupakan ayam yang dipelihara lebih lama dari usia panen.
Ini menandakan bahwa ayam tersebut sudah berada di umur tua yang biasanya memiliki pengaruh di kualitas dagingnya.
Daging yang dihasilkan oleh ayam yang sudah tua cenderung memiliki tekstur yang keras, dan alot.
Tentu hal ini tidak menarik dari sisi konsumsi, di mana daging yang cenderung juicy lebih disukai karena mudah dicerna dan di olah.
3. Tidak Mudah untuk Diolah
Lanjut dari poin nomor dua, bahwa ayam besar memiliki daging yang keras alot.
Hal ini juga yang membuat daging ayam cenderung lebih sulit diolah dibandingkan dengan ayam kecil.
Ada faktor kesulitan saat dipotong karena terlalu keras, apalagi jika ingin dibuat daging iris.
Selain itu dagingnya juga ketika di masak bumbu akan lama menyerap ke dalam makanan.
Banyak sisi kurang baik dalam pengolahan ini juga membuat ayam besar menjadi kurang diminati.
4. Pandangan Buruk Konsumen
Terakhir adalah adanya stigma yang mengatakan bahwa ayam yang besar itu tidak baik dan tidak sehat untuk dikonsumsi.
Bukan tanpa sebab, anggapan ini muncul karena anggapan memakan daging ayam besar yang penuh lemak itu tidak sehat.
Selain itu banyak juga salah kaprah yang mengatakan kalau ayam besar adalah ayam yang di suntik sehingga besar tidak alami.
Karena pandangan ini banyak konsumen memilih jalan aman dengan mengkonsumsi ayam kecil yang dirasa lebih aman dan sehat.
5. Rendahnya Permintaan Pasar
Kebanyakan usaha makanan dengan menggunakan bahan dasar ayam cenderung meminati ayam dengan ukuran kecil untuk dijual kepada konsumen.
Sebab ayam berukuran kecil dapat diolah lebih mudah, rasa lebih meresap, dan yang jelas jika di jual kepada konsumen harganya masih terjangkau.
Berbeda dengan ayam besar yang sulit untuk diolah, dan yang sudah pasti harga jual kepada konsumen juga akan lebih mahal jika dibandingkan dengan ayam kecil.
Harga yang mahal tentu akan membuat konsumen tidak tertarik membeli produk ayam, dan hal ini akan merugikan usaha makanan ayam.
Oleh sebab itu penting bagi peternak dan pihak kemitraan untuk memastikan ayam dapat dipanen sesuai jadwal dan tidak mundur.
Sebab jika panen mundur terlalu lama maka akan ada peluang ayam bertambah besar dan ini membuat nilai jualnya juga menurun.
Meski begitu perlu ditekankan bahwa tidak semua ayam besar itu tidak baik dan tidak memiliki nilai jual di pasaran usaha ayam.
Sebab ada beberapa daerah di Indonesia yang juga memanfaatkan ayam besar untuk konsumsi, kembali lagi semua tergantung daerah dan kebiasaan masyarakat.
Mari bergabung dengan Kemitraan Broiler Chickin Indonesia. Klik di sini
Baca Juga : Manajemen Saat lebaran, Bagaimana Nasib Kandang dan ABK?
Mari Bergabung dengan Komunitas Broiler Chickin Indonesia
Dengan bergabung bersama komunitas Chickin Indonesia, Anda akan terhubung dengan peternak-peternak broiler lainnya yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Anda dapat saling bertanya, diskusi, dan mengetahui update terbaru seputar industri peternakan ayam broiler. Selain itu, Anda dapat pula berkonsultasi dengan tim Chickin Indonesia untuk bertanya perihal beternak ayam broiler.
Komunitas ini terbuka baik bagi Anda yang baru memulai beternak maupun sudah memiliki peternakan dengan populasi dengan jumlah tertentu.
Klik link “Daftar” berikut untuk bergabung komunitas broiler Chickin Indonesia.
→ Daftar
This post makes me think about how trends in food preferences are constantly evolving. While larger chickens might not be as popular now, perhaps there’s an opportunity to explore ways to make them more appealing to health-conscious or gourmet consumers.