Penyakit Omphalitis pada Ayam: Definisi, Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati

Berbagai keuntungan yang menjanjikan dalam menjalankan bisnis peternakan ayam memang terbukti adanya. Khususnya bagi para pemain baru di dunia peternakan ayam, bisnis ini menjadi salah satu sumber pemasukan yang menguntungkan. 

Di samping berbagai keuntungan yang menjanjikan, para peternak juga harus siap sedia dengan berbagai macam tantangan yang harus dihadapi dalam pengelolaannya. Dari sekian banyaknya tantangan untuk peternak, salah satu di antaranya adalah penyakit yang rentan menyerang ayam. 

Jenis-jenis penyakit yang menyerang ayam dapat disebabkan oleh virus maupun bakteri. Bagian tubuh ayam yang terserang pun berbeda-beda. Penyakit dapat menyerang sistem pernapasan, sistem pencernaan, dan lainnya hingga menyebabkan komplikasi.

Penting bagi peternak untuk memahami akan macam-macam yang berpotensi untuk menyerang ternak guna meminimalisir kerugian. Karena jika ternak terserang penyakit tertentu, akan menyebabkan kerugian bagi peternakan yang dikelola terhadap hasil produksi. 

Maka dari itu, dalam artikel kali ini kita akan membahas seputar penyakit omphalitis yang memiliki ciri-ciri spesifik penyakit yakni pada pusar ayam. Yang akan diulas adalah pengertian, penyebab, cara penularan, gejala & ciri-ciri, risiko, cara mengobati, serta cara mencegah penyakit omphalitis pada ayam. 

Pengertian dan Penyebab Penyakit Omphalitis pada Ayam

Penyakit omphalitis atau umum juga dikenal sebagai mushy chick disease dan penyakit pusar pada ayam. Dinamakan penyakit pusar karena penyakit ini memiliki ciri khusus yaitu kantung pusar yang tidak mampu menutup sempurna. 

Pada kondisi ayam yang normal, kantung pusar (umbilicus) pada seekor ayam DOC di umur satu hari akan menutup secara alami dalam kurun rentang waktu sekitar 1 – 2 hari. Maka dari itu, seharusnya pada 2 – 3 hari kemudian, kantung pusar harus sudah tertutup agar infeksi dari luar tubuh tidak masuk.

Namun apabila ayam telah terjangkit mushy chick disease ini, kantung pusar tidak dapat menutup secara sempurna sehingga infeksi dari luar tubuh ayam akan mudah masuk dan menyerang. Yang dimana kondisi tersebut membahayakan kesehatan ayam. 

Bukan hanya itu, pada kondisi ayam yang normal, kuning telur (yolk sac) pada tubuh DOC akan otomatis habis terserap dalam kurun waktu sekitar 5 – 7 hari. Kuning telur sendiri berperan sebagai sumber energi untuk anak ayam semenjak embrio di dalam telur hingga menetas pada beberapa hari di awal kehidupannya. 

Apabila kantung pusar (umbilicus) gagal menutup secara sempurna, hal tersebut dapat menyebabkan adanya infeksi berlanjut yang memicu peradangan pada kuning telur. Pada kondisi tersebut lah anak ayam dapat disebut sebagai penderita penyakit omphalitis.

Peradangan pada pusar ayam berhubungan sangat lekat dengan peradangan yang terjadi pada kuning telur  (yolk sac). Yang dimana kondisinya adalah kuning telur tidak terserap dengan sempurna atau biasa disebut juga dengan yolk retention. 

Diketahui bahwa penyebab utama dari penyakit omphalitis ini terdiri dari beberapa bakteri, macam-macam bakterinya adalah Proteus sp., Bacillus sp., Pseudomonas sp., Clostridia sp., Staphylococcus sp., Enterococci dan E. coli

Penularan Penyakit Omphalitis pada Ayam

Apabila sudah ada salah satu ternak yang terlanjur terinfeksi penyakit omphalitis, maka akan rentan untuk menular pada ayam lainnya yang sehat. Ada dua cara penularan penyakit ini, yakni penularan secara vertikal dan horizontal. 

Penularan secara horizontal yakni terjadi karena kontak langsung ataupun kontak tidak langsung dari ayam yang sakit pada ayam yang sehat. Penularan secara langsung dapat terjadi dari kondisi tali pusar yang masih basah saat ayam baru menetas. 

Sedangkan penularan yang terjadi dengan kontak secara tidak langsung yakni melalui pakan, air minum, peralatan kandang, dan petugas kandang. Kondisi kandang ternak yang tidak terawat akan kebersihannya dapat membuat peluang penularan semakin besar. 

Penularan vertikal terjadi dari atas ke bawah, yakni penularan dari induk yang sudah terjangkit penyakit secara menyeluruh ataupun induk yang carrier kepada anak yang diturunkan selanjutnya menetas. 

Gejala & Ciri-Ciri Penyakit Omphalitis pada Ayam

Ayam yang telah terinfeksi oleh berbagai bakteri penyebab penyakit omphalitis, maka ayam akan terlihat menunjukan gejala atau ciri-ciri khusus. 

Pada anak ayam yang telah terjangkit, ayam akan terlihat murung dengan kondisi kepala yang menunduk serta ditemukan perut ayam yang menggembung. Ayam juga memiliki nafsu makan dan minum yang menurun, sehingga menyebabkan ayam terlihat lemas dan tidak bertenaga. 

Dalam kondisi tersebut, kumpulan ayam pun akan cenderung untuk membentuk gerombolan bersama di bawah alat pemanas. Bukan hanya itu, penyakit omphalitis juga menyebabkan ayam mengalami diare.

Apabila dilakukan pembedahan pada tubuh ayam, maka akan terlihat terjadinya perubahan warna pada kantung pusar (umbilicus) yang diikuti dengan inflamasi kuning telur (yolk sac) yang diakibatkan oleh kuning telur yang tidak terserap sempurna.

Jika  kantung pusar (umbilicus) menampakan adanya kelainan, maka bakteri akan lebih mudah masuk. Ditambah dengan nutrisi pada kuning telur serta kondisi suhu tubuh anak ayam, dimana kombinasi tersebut dapat menyebabkan perkembangan bakteri menjadi lebih cepat.

Pun pada kondisi tersebut, daya tahan tubuh atau imunitas ayam yang diturunkan dari sang induk belum mampu untuk menghadapi serangan dari berbagai bakteri karena sistem kekebalan tubuhnya yang belum berkembang secara menyeluruh. 

Akan ditemukan juga pembuluh pembuluh darah yang menggelembung. Disertai pula dengan aroma menyengat yang tidak enak. Saat dilakukan pembedahan pun, ayam terlihat lembek atau mushy dengan adanya demam yang menunjukan terjadinya edema subkutan.  

Risiko Penyakit Omphalitis pada Ayam

Peternak harus siap sedia kala ternak telah dilanda dengan penyakit omphalitis. Karena ayam yang telah terkena penyakit memungkinkan mengalami penurunan kualitas bahkan pada kondisi terburuk dapat menyebabkan kematian yang akan mempengaruhi hasil produksi. 

Bukan hanya itu, peternak juga harus menggali kantong lebih dalam guna mengeluarkan dana tidak terduga guna melakukan perawatan serta pengobatan ayam yang sakit. Pengobatan dilakukan untuk menurunkan angka kematian. 

Angka kematian ayam seringkali terjadi peningkatan pada hari pertama setelah menetas dan di kisaran waktu hari ke-4 sampai hari ke-5. Setelah itu terjadi penurunan pada hari ke-6, walaupun begitu, kematian tetap dapat berlangsung hingga minggu ke-3. 

Persentase angka kematian pada anak ayam dapat mencapai 10% – 15%. Angka yang cukup tinggi itu dijadikan sebagai alasan mengapa peternak harus sigap terhadap penyakit omphalitis pada ayam, khususnya saat anak ayam baru menetas. 

Cara Mengobati Penyakit Ayam

Jikalau sudah ditemukan adanya kasus penyakit omphalitis pada salah satu atau beberapa ayam, maka peternak harus segera memisahkannya dari kandang yang berisi ayam-ayam sehat. Hal tersebut dilakukan untuk memutus penyebaran penyakit yang lebih luas. 

Setelah ayam yang sakit dipisahkan, kandang harus segera disterilkan kembali. Memastikan bahwa kandang sudah benar-benar bersih dari sumber penyakit. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melaksanakan desinfeksi kandang dan lingkungan sekitar kandang secara berkala. 

Karena penyakit ini disebabkan oleh bakteri, maka pemberian antibiotik dianggap sebagai salah satu cara pengobatan yang efektif. Antibiotik yang dapat membantu pengobatan adalah antibiotik yang mengandung Neomisin, Gentamisin, Spektinomisin, Colistin, Oksitetrasiklin, klor tetrasiklin, doksisiklin, sulfonamida dan trimetoprim, flumekuin, enrofloksasin.

Cara Mencegah Penyakit Satu Ini

Walaupun masih ada kesempatan untuk diobati, tetap lebih baik untuk mencegah daripada mengobati. Penting bagi peternak untuk menyadari hal tersebut, untuk melakukan langkah pencegahan agar penyakit tidak mewabah pada ternak. 

Yang paling utama adalah peningkatan biosekuriti kandang. Lingkungan sekitar kandang hingga bagian dalam kandang harus terjamin kebersihannya, dari mulai pakan, air minum, peralatan kandang, penjaga kandang, sanitasi, hingga saluran udara. 

Perhatikan juga jumlah kepadatan kandang, agar ayam dapat hidup dengan tenang dan nyaman alih-alih tertekan dan depresi. Penjagaan jumlah kepadatan ayam juga dilakukan guna menakar kadar amonia dalam kandang agar tidak berlebihan. 

Sekian ulasan seputar penyakit omphalitis pada ayam, semoga bermanfaat bagi kita semua. 

Mengingat pentingnya bagi peternak untuk mengetahui berbagai macam penyakit yang rentan menyerang ayam broiler, Chickin Indonesia telah merangkumnya di 7 Penyakit Pada Ayam Broiler dan Cara Mengatasinya. 

 

Bersama Chickin, wujudkan sinergi ketahanan pangan Indonesia!

Chickin Indonesia – PT. Sinergi Ketahanan Pangan

Mari Bergabung dengan Komunitas Broiler Chickin Indonesia

Dengan bergabung bersama komunitas Chickin Indonesia, Anda akan terhubung dengan peternak-peternak broiler lainnya yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Anda dapat saling bertanya, diskusi, dan mengetahui update terbaru seputar industri peternakan ayam broiler. Selain itu, Anda dapat pula berkonsultasi dengan tim Chickin Indonesia untuk bertanya perihal beternak ayam broiler.

Komunitas ini terbuka baik bagi Anda yang baru memulai beternak maupun sudah memiliki peternakan dengan populasi dengan jumlah tertentu.

Klik link “Daftar” berikut untuk bergabung komunitas broiler Chickin Indonesia.

Daftar

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts