Pakan sangat mempengaruhi pertumbuhan ayam. Pakan yang masuk ke dalam tubuh akan berubah menjadi daging dan mempengaruhi bobot tubuh.
Maka dari itu, sangat penting bagi peternak dan pelaku usaha pedaging (broiler) untuk memperhatikan pakan ayam-ayamnya di peternakan. Jangan membuat ayam hanya sekedar kenyang saja, namun abai memperhatikan nutrisinya.
Pentingnya Kandungan Nutrisi pada Pakan Ayam
Kandungan nutrisi yang tinggi pada pakan tentu akan meningkatkan produktivitas ayam.
Namun, jika pakan tidak memiliki kandungan nutrisi tentu saja mempengaruhi tumbuh kembang ayam dan berpengaruh terhadap produktivitasnya yang cenderung lambat.
Dengan memberikan pakan yang bernutrisi, ayam pedaging akan tumbuh menjadi kuat dan sehat.
Ayam pedaging yang sehat sangat mempengaruhi kualitas daging yang dihasilkan. Sebelum memahami jenis-jenis pakan ayam pedaging.
Ada baiknya kalian perlu tahu nih bahwa dalam sistem pemberian pakan ayam terbagi menjadi dua, yakni sistem ad libitum dan sistem ad satiation.
Sistem ad libitum lebih menekankan pada besaran bobot tubuh ayam. Jadi, jumlah besaran pemberian pakan yakni antara 3-5% bobot tubuh si ayam dan hanya diberikan untuk satu hari sekali saja.
Pastikan setelah menimbang pakan ayam, bagi pakan tersebut menjadi 3 bagian dengan menyesuaikan jam makan dari ayam pedaging (broiler) yang harus dilakukan setiap 8 – 12 jam setiap hari.
Untuk sistem ad satiation yakni pemberian pakan yang dilakukan secara bebas sampai ayam benar-benar kenyang dan tidak melalui ukuran tertentu. Pemberian pakan dengan metode ad satiation juga dilakukan 2 – 3 kali dalam sehari.
Jenis Pakan Bernutrisi Ayam Pedaging
1. Dedak Padi
Peternak ayam banyak menggunakan pakan dedak padi untuk ayam pedaging (broiler) karena memiliki kandungan asam amino yang tinggi. Asam amino sangat baik bagi pertumbuhan ayam.
Dedak padi atau biasa disebut bekatul juga menghasilkan jumlah kalori yang besar. Namun, kelemahan dari penggunaan pakan jenis dedak padi yakni mudah berbau tengik dan juga menggumpal. Dedak padi yang sudah berbau tengik tidak dapat dikonsumsi oleh ayam pedaging (broiler) karena kualitasnya sudah menurun.
Untuk itu, Chickin Indonesia menyarankan agar tidak membeli pakan jenis dedak padi dalam skala besar. Penyimpanan yang terlalu lama menjadi faktor penyebab dedak padi bau.
Kondisi terbaik dalam menyimpan dedak padi maksimal adalah 6 minggu untuk mencegah kualitasnya turun, berdasarkan fakta tersebut maka lebih baik untuk menghabiskan dedak pagi 5 minggu setelah masa pembelian.
2. Tepung-Tepungan
Memberikan pakan jenis tepung sangat cocok bagi DOC (day old chick atau anak ayam), tekstur tepung yang halus memudahkan pencernaan ayam dalam mencerna.
Tepung yang baik memiliki ciri-ciri tidak terdapat bulu atau rambut di dalamnya. Tepung yang baik memiliki ciri-ciri tidak terdapat bulu atau rambut di dalamnya.
Di pasaran terdapat beragam jenis tepung-tepungan, salah satunya adalah tepung tulang. Tepung tulang memiliki unsur kalsium dan fosfor yang sangat banyak, unsur-unsur tersebut sangat bagus bagi sendi-sendi dan tulang ayam broiler.
Selain jenis tepung tulang, jenis tepung lainnya yakni tepung ikan. Tepung ikan merupakan tepung yang berasal dari hasil olahan daging ikan yang digiling. Tepung ikan memiliki kadar protein mencapai 680 gram per kilogramnya. Wow.
3. Pelet
Banyak peternak menggunakan pelet untuk ayam ternaknya, pelet merupakan pakan kesukaan ayam. Pakan jenis pelet memiliki nutrisi yang tinggi.
Selain itu, keuntungan dari pelet yakni memiliki masa simpan yang panjang dan sangat mudah dalam menyimpannya.
Pelet biasanya diberikan kepada ayam yang sudah dewasa. Pelet cenderung lebih ekonomis daripada pakan jenis tepung-tepungan sehingga cocok bagi peternak yang mencari pakan hemat namun memiliki nilai ekonomis lebih.
4. Sorgum
Sorgum sangat baik untuk kesehatan pencernaan ayam karena kandungan seratnya yang cukup tinggi.
Sayangnya, untuk mendapatkan sorgum masih sulit karena sorgum hanya tumbuh di daerah dengan iklim tertentu.
Sorgum menghasilkan kandungan energi sebesar 3.250 kkal per kilogram nya. Kandungan tersebut hampir sama dengan kandungan protein di jagung kuning yang hanya berkisar 8,6 persen saja.
Dalam memberikan pakan sorgum ke ayam pedaging (broiler) bisa melalui cara mencampur ransum dengan komposisinya jangan melebihi 20 persen dari total ransumnya karena sifat sorgum yang lebih cocok sebagai pakan pendamping.
5. Pollard
Termasuk jenis pakan alternatif hasil olahan gandum, pollard juga memiliki nama lain yaitu dedak gandum. Disebut dedak gandum karena merupakan hasil olahan gandum yang diubah menjadi tepung terigu.
Memiliki kandungan yang kaya akan lemak, protein, dan juga serat sehingga baik untuk kesehatan ayam pedaging (broiler). Kandungan kalori yang tinggi dapat merangsang broiler untuk bergerak secara lincah.
Meski memiliki kandungan gizi yang tinggi, sayangnya pemberian pollard untuk pakan ayam tidak boleh setiap hari.
Konsumsi berlebihan pollard tidak bagus untuk kesehatan ayam jangka panjang. Konsumsi pollard hanya sebagai selingan agar ayam tidak mengkonsumsi pakan pabrikan terus menerus, sekaligus sarana menghemat biaya operasional karena harganya yang cenderung murah.
Kesalahan Memberi Pakan Ayam Pedaging
Umumnya dalam usaha peternakan ayam atau industri broiler sebagian besar modal atau biaya operasional kandang digunakan untuk membeli pakan.
Pengeluaran uang yang besar dalam membeli pakan membuat peternak dan pelaku usaha industri pedaging (broiler) perlu untuk mencari cara agar konsumsi pakan bisa efektif dan tidak terbuang sia-sia.
Para peternak umumnya sering melakukan kesalahan dalam pemberian pakan ayam broiler. Beberapa kesalahan pemberian pakan yakni:
1. Terlalu Banyak
Memberi pakan banyak tidak menjamin ayam pedaging (broiler) akan memiliki tumbuh kembang yang baik dan memiliki tubuh yang sehat.
Justru memberi pakan terlalu banyak tidak baik dalam kegiatan operasional kandang karena membuat pakan bersisa dan terbuang sia-sia.
Pakan yang terbuang sia-sia akan membuat pengeluaran operasional kandang kian membengkak. Lebih baik melakukan pemberian pakan yang sedikit namun intensitasnya sering.
Di Chickin Smart Farm, kami menggunakan automatic drinking system atau sistem minum otomatis dengan memberi minum 2 jam sekali kepada ayam-ayam di kandang untuk mengefisiensikan jumlah pakan agar tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit pakan yang tersedia untuk konsumsi pakan ayam.
2. Jadwal Tidak Teratur
Sama seperti manusia, ayam juga memiliki jadwal makan. Pemberian pakan yang tidak teratur membuat ayam menjadi tidak nafsu makan. Sehingga konsumsi pakan cenderung sedikit dan berpengaruh pada tumbuh kembangnya yang menjadi lambat.
Memberikan pakan sesuai jadwal cenderung membuat ayam memiliki nafsu makan yang stabil sehingga bobot tubuh ayam dapat meningkat dengan pesat.
Ayam yang memiliki nafsu makan stabil cenderung memiliki sistem imun dan tumbuh kembang yang baik. Tumbuh kembang ayam yang baik berpengaruh terhadap kualitas dan kandungan dagingnya.
3. Tidak Sesuai Nutrisi
Ayam memiliki kebutuhan nutrisi pada setiap periode pertumbuhannya. Sangat penting bagi para peternak untuk tahu kebutuhan nutrisi ayam sesuai periode tumbuh kembangnya. Misalnya periode starter memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda dengan periode grower.
Pada fase starter, ayam pedaging (broiler) membutuhkan protein sekitar 23% dengan energi metabolisme (3200 kkal per kilogram), sedangkan pada fase grower ayam membutuhkan protein sekitar 20% dengan energi metabolisme (3200 kkal per kilogram), dan fase finisher membutuhkan protein sekitar 18% dengan energi metabolisme (3200 kkal per kilogram).
4. Tidak Dipisah
Sebaiknya memisahkan antara ayam jantan dan betina di dalam kandang. Alasan memisahkan ayam untuk efisiensi pakan, ayam jantan cenderung mengonsumsi pakan lebih banyak daripada ayam betina yang menyebabkan ayam betina tidak mendapatkan pakan yang cukup karena kalah persaingan dengan ayam jantan.
5. Perbandingan yang Tidak Sesuai
Menyesuaikan luas kandang dengan jumlah ayam yang akan diternakan sangat penting, hal tersebut untuk mencegah kandang terlalu padat.
Peternak juga harus menentukan perbandingan jarak tempat pakan di dalam kandang. Tempat pakan yang tidak pas perbandingannya membuat distribusi pakan tidak merata.
Sebagai industri yang bergerak di bidang peternakan. Chickin Indonesia selalu berkomitmen memberikan pakan bermutu tinggi pada ayam-ayam yang kami ternakan di Chickin Smart Farm, independ yang berbasis sistem IoT dengan micro climate controller.
We guarantee the quality of the meat produced is of good quality with maintained cleanliness. Join us to become a chicken retail partner.
Chickin – PT Sinergi Ketahanan Pangan
Mari Bergabung dengan Komunitas Broiler Chickin Indonesia
Dengan bergabung bersama komunitas Chickin Indonesia, Anda akan terhubung dengan peternak-peternak broiler lainnya yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Anda dapat saling bertanya, diskusi, dan mengetahui update terbaru seputar industri peternakan ayam broiler. Selain itu, Anda dapat pula berkonsultasi dengan tim Chickin Indonesia untuk bertanya perihal beternak ayam broiler.
Komunitas ini terbuka baik bagi Anda yang baru memulai beternak maupun sudah memiliki peternakan dengan populasi dengan jumlah tertentu.
Klik link “Daftar” berikut untuk bergabung komunitas broiler Chickin Indonesia.
→ Daftar