Ayam Potong Halal: Pentingnya Sertifikasi dan Proses Pemotongan yang Benar

Dalam era di mana kesadaran akan keberlanjutan dan etika pangan semakin meningkat, kehalalan produk hewan semakin menjadi perhatian utama bagi konsumen. Salah satu produk hewan yang paling sering dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah daging ayam potong. Namun, ada banyak pertanyaan yang muncul terkait dengan bagaimana ayam potong diproduksi, diproses, dan apakah proses pemotongannya sesuai dengan prinsip-prinsip halal dalam agama Islam. 

Sertifikasi halal telah menjadi penentu kualitas bagi banyak konsumen muslim di seluruh dunia, dan pentingnya proses pemotongan yang benar tidak hanya memastikan kesesuaian dengan prinsip agama, tetapi juga menjamin kesejahteraan hewan dan keamanan konsumen. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pentingnya sertifikasi halal dalam produksi ayam potong, serta betapa kritisnya proses pemotongan yang benar untuk memastikan produk akhir yang berkualitas dan sesuai dengan kepercayaan keagamaan.

Apa itu Ayam Potong Halal?

Menurut sertifikasi halal Indonesia ayam potong segar dapat dikatakan halal untuk dikonsumsi jika disembelih dengan syariat Islam. Yang mana ayam disembelih dengan menyebut nama Allah dan darah dari tubuhnya dikeluarkan dengan sempurna tanpa tersisa dan membeku di dalam pembuluh darahnya.

Ayam yang disembelih dengan baik memiliki warna daging merah muda segar pada seluruh bagian tubuh. Sedangkan ayam yang tidak disembelih dengan baik memiliki warna daging merah muda dengan sedikit kebiruan.

Untuk memastikan bahwa ayam yang dipilih telah disembelih dengan benar, bagian leher ayam dapat diperiksa. Menurut MUI, ada tiga hal yang harus terpotong saat penyembelihan ayam, yaitu pembuluh darah, saluran pernapasan, dan saluran makanan dan minuman.

Keunggulan Ayam Potong Halal

Keunggulan ayam potong halal secara lebih detail adalah sebagai berikut:

  • Lebih higienis

Ayam potong halal harus disembelih dalam keadaan hidup. Hal ini akan mencegah kontaminasi bakteri dari hewan yang telah mati.

Pada saat hewan mati, bakteri akan mulai berkembang biak dengan cepat. Bakteri-bakteri ini dapat menyebabkan penyakit, seperti salmonellosis, campylobacteriosis, dan listeriosis.

Penyembelihan dalam keadaan hidup akan mencegah kontaminasi bakteri dari hewan yang telah mati. Hal ini karena darah yang keluar dari ayam akan membawa bakteri-bakteri tersebut.

  • Lebih sehat

Ayam potong halal tidak mengandung darah. Darah dapat menjadi media penyebaran penyakit.

Darah mengandung berbagai macam bakteri dan virus yang dapat menyebabkan penyakit. Penyembelihan halal akan memastikan bahwa darah ayam terbuang habis.

  • Lebih aman untuk dikonsumsi

Ayam potong halal telah disembelih oleh penyembelih yang telah memenuhi persyaratan halal. Penyembelih harus beragama Islam dan telah mengikuti pelatihan penyembelihan halal. Penyembelih halal akan melakukan penyembelihan dengan cara yang benar, yaitu dengan menyebut nama Allah dan memotong leher ayam dengan pisau yang tajam. Penyembelihan yang benar akan memastikan bahwa ayam mati dengan cepat dan tanpa rasa sakit. Hal ini akan membuat daging ayam menjadi lebih aman untuk dikonsumsi.

Baca juga :Tips Membedakan Karkas Daging Ayam Potong Segar

Proses pemotongan ayam potong halal

Lantas bagaimana proses pemotongan ayam potong secara halal di RPA? Berikut penjelasannya

1. Proses Pemeriksaan

Pemeriksaan ayam sebelum dipotong bertujuan untuk memastikan bahwa ayam dalam kondisi sehat dan memenuhi standar kualitas. Pemeriksaan ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:

  • Kondisi penerimaan ayam

Ayam yang datang dari peternakan akan diperiksa kondisi fisiknya, seperti suhu tubuh, pernapasan, dan gerakan. Ayam yang mengalami stres atau sakit akan diistirahatkan terlebih dahulu.

  • Pemeriksaan kesehatan ayam

Ayam yang sudah diistirahatkan akan diperiksa kesehatannya oleh petugas quality control (QC). Indikator pemeriksaan kesehatan ayam meliputi: Mata ayam tidak berair, bulu ayam berwarna cerah dan tidak rontok, hidung ayam tidak berair, dan gerakan ayam lincah. Ayam yang tidak memenuhi salah satu indikator tersebut akan ditolak dan tidak dapat dipotong.

  • Penimbangan ayam

Ayam yang lolos pemeriksaan kesehatan akan ditimbang untuk menentukan bobotnya. Bobot ayam yang ideal untuk dipotong adalah 2-3 kilogram.

2. Proses Pemotongan Ayam

Ayam yang telah lolos pemeriksaan dan quality control akan menjalani proses pemotongan. Sebelum melakukan pemotongan, alat pemotong harus dipastikan tajam dan kuat. Kualitas alat pemotong akan mempengaruhi kualitas daging dan tulang yang dihasilkan. Selain alat pemotong, teknik memotong ayam juga penting untuk diperhatikan. Teknik memotong ayam yang tidak tepat dapat menyebabkan daging ayam memar.

Berikut adalah proses pemotongan ayam:

  • Penggantungan di Shackle

Ayam akan digantung dengan posisi kaki di atas, kepala di bawah, dan leher menghadap pemotong. Proses menggantungkan ayam tidak boleh lebih dari dua menit.

  • Pemisangan

Ayam akan melewati bak berisi air yang dialiri arus listrik berkekuatan kecil. Proses ini bertujuan untuk membuat ayam pingsan. Ayam yang pingsan akan bangun dalam waktu kurang lebih satu menit dan dapat langsung dipotong.

  • Pemotongan

Ayam akan dipotong tiga saluran utama, yaitu saluran pencernaan, saluran pernapasan, dan pembuluh darah. Pemotongan ketiga saluran utama ini penting untuk memastikan kehalalannya.

  • Penirisan Darah

Ayam akan dibiarkan meneteskan darah selama minimal lima menit. Darah yang tidak keluar akan mempengaruhi kualitas daging ayam dan mempercepat proses pembusukan.

3. Proses Pasca Pemotongan

Proses pasca pemotongan ayam terdiri dari lima tahap, yaitu:

  • Scalding (perebusan)

Ayam yang telah dipotong akan direndam dalam air panas bersuhu 70-80°C selama 50 detik. Proses ini bertujuan untuk mematikan bulu-bulu halus dan mempermudah proses pencabutan bulu. Air panas juga berfungsi untuk membunuh bakteri dan mikroba yang ada di permukaan kulit ayam.

  • Pemotongan kaki dan kepala

Ayam yang sudah bersih dari bulu akan dipotong kaki dan kepalanya. Pemotongan kaki menggunakan mesin pemotong kaki agar hasil potongan sesuai dengan struktur sendinya. Pemotongan kepala dilakukan dengan menyisakan 1 cm leher.

  • Mengeluarkan jeroan

Ayam akan disayat bagian bawah perutnya untuk mengeluarkan organ dalam, seperti usus, hati, ampela, dan jantung. Proses mengeluarkan jeroan harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan organ dalam. Organ dalam yang rusak dapat mengindikasikan kondisi ayam sakit dan menurunkan kualitas daging.

  • Pencucian dengan menggunakan drum chiller

Karkas ayam yang sudah tidak memiliki kepala, kaki, dan jeroan akan dicuci dengan air dingin bersuhu sekitar 1°C. Proses ini bertujuan untuk membersihkan daging ayam dari sisa-sisa kotoran dan darah. Selain itu, suhu dingin juga berfungsi untuk menurunkan suhu karkas ayam dan menekan pertumbuhan bakteri.

  • Penimbangan karkas

Karkas ayam akan ditimbang untuk menentukan rendemen, yaitu perbandingan antara berat karkas dengan berat ayam hidup. Rendemen ayam biasanya berkisar antara 60-70%. Penimbangan karkas juga berfungsi untuk menentukan harga jual karkas ayam.

4. Proses pengemasan

Proses pasca pemotongan ayam terdiri dari enam tahap, yaitu:

  • Grading

Ayam akan dikelompokkan berdasarkan ukuran dan standar kualitas yang telah ditentukan oleh perusahaan. Standar kualitas ini biasanya ditentukan berdasarkan tingkat kesegaran, bebas dari bulu dan memar, serta tidak berlendir.

  • Pemotongan ayam (cut up)

Ayam akan dipotong menjadi beberapa bagian sesuai permintaan konsumen, seperti 9-12 bagian atau hanya bagian tertentu saja.

  • Pemisahan daging dari tulang (boneless)

Bagian ayam yang telah dipotong akan dipisahkan dagingnya dari tulang. Proses ini biasanya dilakukan dengan pisau yang sangat tajam.

  • Proses pengemasan

Ayam yang telah dipotong atau di-boneless akan dikemas dengan kemasan plastik yang aman. Kemasan ini berfungsi untuk mencegah kontaminasi bakteri dan melindungi produk dari kerusakan.

  • Penyimpanan dan pembekuan

Ayam yang telah dikemas akan disimpan di ruang pendingin atau dibekukan. Penyimpanan di ruang pendingin pada suhu 0-4°C dapat memperpanjang masa simpan ayam selama beberapa hari. Pembekuan pada suhu -18°C dapat memperpanjang masa simpan ayam hingga beberapa bulan.

5. Distribusi

Setelah ayam disimpan di ruang pendingin (segar) atau dibekukan, ayam tersebut siap untuk dikirimkan. Pengiriman ayam segar atau beku harus dilakukan dengan menggunakan container box atau mobil berpendingin untuk mencegah kualitas ayam menurun. Suhu penyimpanan ayam harus dijaga di sekitar 0-10°C.

Mengapa Ayam Potong yang Tidak Halal Menjadi Masalah

Ayam potong yang belum bersertifikasi halal menjadi permasalahan serius, selain tidak sesuai dengan ajaran syariat islam. Hal ini juga berkaitan dengan implementasi  Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (UU JPH) merupakan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang jaminan kehalalan produk yang beredar di Indonesia. UU JPH bertujuan untuk menjamin ketersediaan produk halal yang aman, bermutu, dan berdaya saing.

Bagi Anda yang sedang mencari supplier ayam potong halal dan berkualitas tinggi, Chickin Fresh adalah solusi yang tepat. Produk kami telah lulus sertifikasi Halal dan NKV. Dengan sistem quality control yang ketat, produk kami terjamin higienis, tanpa bulu, tanpa memar, dan tanpa bau.

Kunjungi laman berikut untuk info wilayah terdekat Anda dan form pemesanan. Chickin Fresh.

Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts